Profil Desa Banjarwinangun
Ketahui informasi secara rinci Desa Banjarwinangun mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Banjarwinangun di Kecamatan Petanahan, Kebumen, merupakan wilayah strategis yang tengah menghadapi transformasi signifikan. Dikenal dalam lingkup industri genteng Sokka regional dan terdampak proyek tol, desa ini memadukan potensi ekonomi dengan tant
-
Pusat Pertumbuhan Baru
Lokasi Desa Banjarwinangun yang akan dilintasi oleh Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Cilacap-Yogyakarta menempatkannya sebagai area vital untuk pertumbuhan ekonomi dan konektivitas di masa depan.
-
Sentra Industri Pendukung
Meskipun bukan produsen utama, Banjarwinangun menjadi bagian tak terpisahkan dari ekosistem industri genteng Sokka Kebumen yang legendaris, dengan sumber daya manusia dan material yang mendukung sektor ini.
-
Fokus Pembangunan Infrastruktur
Isu prioritas di desa ini meliputi pembangunan kembali fasilitas pendidikan dasar (SDN Banjarwinangun) dan optimalisasi alokasi Dana Desa untuk meningkatkan kualitas layanan dasar dan kesejahteraan warga.

Terletak di jalur strategis Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Desa Banjarwinangun menjelma menjadi kanvas pembangunan yang merefleksikan dinamika kemajuan dan tantangan di pesisir selatan Jawa Tengah. Sebagai salah satu dari 21 desa di wilayah kecamatan, Banjarwinangun tidak hanya memegang peranan penting dalam struktur sosial dan ekonomi lokal, tetapi juga berada di persimpangan proyek infrastruktur skala nasional yang akan mengubah wajah kawasan secara permanen. Dengan potensi yang berakar pada industri kerajinan dan agrikultur, serta topangan dana pembangunan yang signifikan, desa ini secara aktif bergerak menuju peningkatan kesejahteraan warganya di tengah arus modernisasi.
Desa Banjarwinangun menjadi sorotan utama menyusul dua agenda besar yang berjalan hampir serentak: pembangunan kembali infrastruktur pendidikan yang vital dan masuknya Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan jalan tol trans-Jawa bagian selatan. Dua peristiwa ini menjadi katalisator yang tidak hanya memacu adrenalin pembangunan fisik, tetapi juga menguji ketahanan sosial dan adaptabilitas pemerintah serta masyarakat setempat. Di tengah geliat tersebut, denyut ekonomi desa yang ditopang oleh kerajinan genteng dan sektor pertanian terus berdetak, memberikan fondasi bagi stabilitas dan harapan untuk masa depan yang lebih prospektif.
Geografi dan Demografi Wilayah
Secara geografis, Desa Banjarwinangun berada di lokasi yang strategis dalam konstelasi wilayah Kabupaten Kebumen. Desa ini beralamat di Jalan Dorowati-Podourip KM 03, dengan kode pos 54382 dan Kode Wilayah Administrasi Kemendagri 33.05.04.2021. Posisinya yang berada di Kecamatan Petanahan menempatkannya sebagai salah satu penyangga kawasan selatan Kebumen.
Luas wilayah Kecamatan Petanahan secara keseluruhan mencapai 44,84 kilometer persegi. Sebagai bagian integral dari kecamatan ini, Desa Banjarwinangun memiliki kontur wilayah yang didominasi oleh dataran rendah, khas daerah pesisir, yang mendukung aktivitas pertanian, terutama sawah.
Berdasarkan data terakhir, jumlah penduduk di Kecamatan Petanahan ialah sekitar 52.018 jiwa. Desa Banjarwinangun menjadi salah satu kantong populasi di kecamatan tersebut. Batas-batas wilayah Desa Banjarwinangun secara administratif ialah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Sruweng.
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Dorowati (Kecamatan Klirong).
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sidomulyo (Kecamatan Petanahan).
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Jatimulyo (Kecamatan Petanahan).
Letak ini membuat Banjarwinangun menjadi jalur perlintasan yang cukup ramai, menghubungkan beberapa pusat kegiatan ekonomi di sekitarnya. Kepadatan penduduk di tingkat kecamatan yang berada di angka 1.115 jiwa per kilometer persegi memberikan gambaran mengenai dinamika kependudukan yang padat dan aktif di kawasan ini, termasuk di Desa Banjarwinangun.
Pemerintahan dan Agenda Pembangunan
Roda pemerintahan di Desa Banjarwinangun berjalan secara dinamis di bawah kepemimpinan pemerintah desa yang aktif mengawal program pembangunan. Visi pemerintah desa, sebagaimana tercantum dalam laman resmi mereka, ialah "Terciptanya Pemerintah yang Bersih, Berwibawa, Berkeadilan dan Transparan yang Dilandasi Musyawarah, Iman dan Taqwa Menuju Kesejahteraan Masyarakat Desa Banjarwinangun." Visi ini menjadi pedoman dalam setiap pengambilan kebijakan dan implementasi program kerja.
Salah satu fokus utama pemerintah desa saat ini ialah mengawal alokasi dan pemanfaatan Dana Desa yang diterima. Pada tahun 2025, Desa Banjarwinangun tercatat menerima pagu Dana Desa sebesar Rp1.446.490.000. Angka yang signifikan ini menempatkan Banjarwinangun sebagai salah satu desa dengan alokasi dana terbesar di Kecamatan Petanahan. Dana tersebut diprioritaskan untuk program-program strategis yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, seperti pembangunan infrastruktur dasar, pemberdayaan ekonomi, serta peningkatan kualitas layanan sosial.
Transparansi menjadi kunci dalam pengelolaan anggaran, di mana pemerintah desa secara berkala melaporkan realisasi penggunaan anggaran melalui platform informasi desa. Selain itu, kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) menjadi agenda rutin untuk menyerap aspirasi warga dan menyusun Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) yang partisipatif dan tepat sasaran. Proses ini memastikan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan selaras dengan kebutuhan riil di lapangan.
Potensi Ekonomi dan Industri Lokal
Perekonomian Desa Banjarwinangun ditopang oleh dua pilar utama: sektor pertanian dan industri kerajinan skala rumahan. Sebagai daerah dengan lahan sawah yang cukup luas, pertanian padi menjadi sumber penghidupan bagi sebagian besar penduduk. Aktivitas pertanian ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan subsisten, tetapi juga menjadi komoditas yang dijual ke pasar-pasar lokal di Kebumen.
Namun daya ungkit ekonomi yang lebih khas berasal dari keterlibatan desa dalam ekosistem industri genteng Sokka. Meskipun sentra produksi utama genteng Sokka Kebumen berada di kecamatan lain seperti Sruweng dan Pejagoan, Banjarwinangun memiliki peran sebagai wilayah pendukung. Banyak warga desa yang bekerja sebagai perajin atau pemasok bahan baku tanah liat berkualitas. Keahlian turun-temurun dalam mengolah tanah liat menjadikan sumber daya manusia dari Banjarwinangun memiliki daya saing di industri ini. Produk genteng Sokka dikenal memiliki ketahanan dan kualitas unggul, menjadikannya pilihan utama untuk bangunan di berbagai daerah.
Selain itu, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor lainnya juga mulai menggeliat, didorong oleh program pemberdayaan dari pemerintah desa. Berbagai usaha rumahan seperti produksi makanan ringan, jasa, dan perdagangan kecil memberikan kontribusi penting bagi perputaran ekonomi lokal dan penyerapan tenaga kerja.
Tantangan dan Proyek Strategis
Desa Banjarwinangun kini berada di tengah dua proyek besar yang membawa tantangan sekaligus peluang. Pertama, isu krusial yang mendapat perhatian luas ialah kondisi infrastruktur pendidikan. Pada tahun 2024, gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Banjarwinangun mengalami kerusakan parah akibat usia bangunan, yang puncaknya menyebabkan beberapa ruang kelas roboh. Peristiwa ini sempat mengganggu kegiatan belajar mengajar, memaksa pihak sekolah menerapkan sistem sif bagi para siswa. Kondisi ini mengundang perhatian langsung dari Pemerintah Kabupaten Kebumen, di mana pada Maret 2025, Bupati meninjau lokasi dan menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk segera membangun kembali gedung sekolah tersebut. Pembangunan ulang fasilitas ini menjadi prioritas utama untuk menjamin hak pendidikan dan keselamatan anak-anak di desa.
Kedua, Desa Banjarwinangun merupakan salah satu dari dua desa di Kecamatan Petanahan yang wilayahnya akan terdampak oleh pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) jalan Tol Cilacap-Yogyakarta. Kehadiran proyek tol ini ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, ia menjanjikan terbukanya aksesibilitas, percepatan mobilitas barang dan jasa, serta potensi lonjakan nilai ekonomi tanah dan properti di sekitarnya. Namun di sisi lain, proses pembebasan lahan dan dampak sosial-ekonomi selama masa konstruksi menjadi tantangan yang harus dikelola dengan cermat oleh pemerintah desa dan supra-desa. "Kami terus melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada warga yang lahannya terdampak agar prosesnya berjalan adil dan transparan," ujar seorang aparat kecamatan dalam sebuah kesempatan.
Masa Depan Desa Banjarwinangun
Menghadapi persimpangan antara pembenahan internal dan dorongan eksternal berskala nasional, Desa Banjarwinangun berada di ambang era baru. Keberhasilan desa dalam mengarungi masa transisi ini akan sangat bergantung pada kemampuan adaptasi, kolaborasi, dan kepemimpinan yang kuat. Optimalisasi Dana Desa untuk infrastruktur prioritas, pengawalan proyek tol yang partisipatif, serta penguatan sektor ekonomi lokal menjadi tiga pilar yang akan menentukan arah masa depan desa.
Dengan fondasi sosial yang kuat dan potensi ekonomi yang terus diasah, Banjarwinangun memiliki peluang besar untuk tidak hanya menjadi perlintasan jalan tol, tetapi juga menjadi destinasi pertumbuhan baru. Keberhasilan dalam mengubah tantangan menjadi peluang akan menjadikan Desa Banjarwinangun sebagai contoh resiliensi dan kemajuan desa di koridor selatan Jawa Tengah, membuktikan bahwa pembangunan yang berakar dari kebutuhan komunitas ialah kunci menuju kesejahteraan yang berkelanjutan.